Diberdayakan oleh Blogger.

Haruskah merasakan luka, agar aku tahu apa itu bahagia?

by - Maret 18, 2017





Dear Miawers,

Ada yang pernah mengatakan bahwa saat kita menjalin sebuah hubungan, itu harus siap juga untuk terluka. Berani mencintai, artinya sama dengan berani patah hati. Karena dua hal itu bisa hadir seperti koin dua sisi. Kita tidak tahu kapan kedua sisinya akan bertukar tempat.

Tapi sebagus apapun persiapan yang kita lakukan,kadang tidak berpengaruh banyak saat patah hati itu benar benar datang. Sakitnya, lukanya, dan putus asanya masih sama walaupun kita sudah tahu bahwa hal hal ini bisa saja terjadi. Dan lagi lagi, kita terpuruk pada perasaan yang tidak kunjung bisa melepaskan.

kata perpisahan tidak pernah enak di dengar. Bibir kita merelakan, tapi hati kita justru bertanya: apa yang akan terjadi selanjutnya? 


Sebuah akhir memang tidak selalu mudah seperti kelihatannya. Walaupun itu sebuah akhir yang baik-baik dan disepakati berdua. Kita tahu bahwa sebuah hubungan tidak bisa dipaksakan. Perpisahan barangkali memang solusi terbaik. Bibir kita mungkin bisa dengan mudah mengucapkan selamat tinggal, tapi pada saat yang sama, kita juga bertanya Tanya: selanjutnya bagaimana? Kita tahu bahwa berhenti disini adalah demi kebaikan kita juga, tapi kita juga bertanya Tanya: apa yang harus dilakukan pada hati yang terluka ini?

Melupakan seseorang tidak pernah mudah. walaupun ribuan quote patah hati sudah kita baca, tapi belum tentu bisa membuang nama dan kenangan yang nongkrong di kepala
Pertama-tama tarik nafas, kosongkan pikiran, tenangkan diri. Kemudian yang harus dipahami adalah cara terhebat menyembuhkan luka adalah mengikhlaskan, bukan melupakan. Kenapa kita harus ikhlas? Kenapa tidak melupakan? Teman teman sekalian saya berpendapat bahwa jika kita harus "melupakan" itu artinya kita memaksakan diri kita harus kuat dengan cara apa pun. Entah itu dari cara sadis membakar bakar dari mantan, membuang ke tempat sampah, memblokir sosmed mantan, ataupun menghapus foto foto kenangan dulu, ketahuilah itu hanya cara kita seperti tidak menerima kenyataan. Lalu apakah ketika kita melakukan semua itu hati kita tenang? Perasaan menjadi lega? Dan apakah kita jadi bisa melupakan dia? Ya atau Tidak? Tidak bukan? Yang terjadi hanyalah kita selalu menjadi ingat bagaimana kita disakiti, kita ditinggalkan, kita dikhianati. Seakan akan sakit itu terus ada.

Teman teman yang saya sayangi, kita merasa selalu tersakiti karena cara kita yang menyikapi kurang tepat. Yang saya yakini kenangan itu tidak akan lekang oleh waktu, move itu bukan masalah ingat atau lupa. akan tetapi masalah ikhlas dan emosi. Kenapa? Karena bila kita berlapang dada dengan semua yang terjadi maka semua akan terasa mudah. Hati yang tersakiti itu dulu, bukan sekarang apalagi nanti. Kenapa kita selalu merasa masih sakit hingga detik ini? Ya karena kita selalu mengingat dan membayangi, kita belum ikhlas. Semakin kita mencoba melupakan, malah semakin terasa sakit. karena kita belum ikhlas. 

Ikhlas, satu kata yang mudah diucapkan tetapi terasa sulit untuk dilakukan. Kenapa demikian? karena kita belum terbiasa melakukannya. karena kita belum benar benar ingin melakukannya. Marilah teman kita mencoba ikhlas, meskipun itu secara tertatih tatih. Pelan, pelan, pelan, namun itu adalah langkah yang pasti.



Terkadang kita hanya fokus pada luka karena akhir dari cerita itu, tapi kita lupa berpikir bahwa ada awal baru yang akan menunggu untuk kita coba.
Patah hati memang tidak pernah mudah. Bahkan untuk orang yang sudah berkali kali mengalaminya, sakitnya tetap saja terasa. sedih dan menangis itu hal biasa. jika perlu, kita juga bisa berteriak untuk melepaskan beban dari dada. Tapi jangan terlalu lama. Ingatlah bahwa dunia terus berputar walaupun kita merasa hati kita telah mati di sini. Apa yang kita hadapi saat ini mungkin tergambar sebuah akhir yang menyakitkan, yang seakan akan mengambil seluruh harapan kita untuk bahagia. Tapi kita lupa, bahwa selalu ada awal pada setiap akhir.

Kita terjebak dalam kenangan yang pahit. Kita lupa kalau kita masih punya Tuhan. Padahal Tuhan adalah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya. Ya kita sering mengeluh kenapa kita harus merasakan sakit? Tapi apakah kita pernah menyadari bahwa sakit itu juga merupakan akibat dari keputusan kita sendiri? tanpa kita sadari mungkin dari kita tidak mendengarkan nasihat sahabat atau keluarga untuk tidak melakukannya, tetapi kita tetap melakukannya, dan setelah merasakan sakit kamu mengeluh dan menyalahkan Tuhan? Kamu cuma belum memakai logika :)

Dan percayalah, Tuhan juga Maha Bijaksana. Meskipun kamu pernah terluka oleh orang yang salah, namun kamu juga akan bahagia dengan orang tepat. Entah kapan, dimana, dan bagaimana kamu psti akan bertemu dengan kebahagian itu. Ingat Tuhan selalu punya rencana terindah dengan segala keajaibannya.




Sakitnya kehilangan mungkin memang harus kita rasakan, agar ke depan, kita bisa menghargai apa yang sekarang kita punya
Rasa kehilangan sesuatu yang sudah lama akrab dengan hari hari kita itu mungkin saat ini terasa tidak bisa tertahan. Tidak bisa lagi mendapatkan sesuatu yang biasanya kita dapatkan jelas bukan hal yang menyenangkan. Rasa itu seperti meninggalkan luka yang mendalam dalam hati kita, yang membawa kita dalam kondisi yang seakan akan merasa ada yang kurang . Tapi karena sekarang kita sudah tahu sakitnya kehilangan, bukankah itu bisa membuat kita lebih menghargai apa yang kita miliki nanti?
Luka yang kita rasakan ketika ditinggalkan itu akan mengajarkan kita banyak hal. Agar ke depan kita tidak lagi memberikan segalanya untuk dia yang mungkin hanya singgah saja. Luka yang dalam itu tentu berasal dari rasa cinta yang begitu besar, karena hanya orang yang mencintai yang bisa terluka. Saat ini kita tahu bahwa semua kemungkinan bisa saja datang pada sebuah hubungan. Karena itu, jangan menyerahkan segalanya, karena walaupun kita dan dia sudah bersama sangat lama, bukan tidak mungkin dia hanya seseorang yang singgah saja.


Pada akhirnya kita tetap harus menyadari setiap pertemuan pasti da perpisahan. Dan cinta yang paling besar adalah Cinta kepada Sang Pencipta. Yang kita bisa lakukan adalah bagaimana cara kita menyikapinya. Masa lalu tidak dapat kita ubah, tapi di masa kini dapat kita perbaiki agar di Masa Depan kita dapat lebih berbahagia......................




Love,
Andi Meiria Kurnia Utami

You May Also Like

0 komentar