Diberdayakan oleh Blogger.

私たちはより成熟になり痛み

by - Desember 21, 2016

Watashitachiha yori seijuku ni nari itami
|
|
|
|
|
|
|
|
Sakit itu membuat kita lebih dewasa.


Sering kita tidak mau disakiti, maunya kita kita selalu bahagia. Akan tetapi kita juga harus mengakui bahwa ada kalanya kita akan bahagia, kita akan tersakiti, atau bahkan kita akan menyakiti. 

Rasa sakit adalah waktu yang tepat untuk memaklumi kehidupan yang tidak sempurna ini. Yang saya maksudkan disini bukanlah soal rasa yang dapat dicitrakan oleh indra melainkan apa yang dirasakan dalam hati saat seseorang menghadapi masalah. Kepahitan merangsang pikiran untuk melihat semua kesakitan itu dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu kita belajar agama, sisi spiritual yang memandang segala sesuatu dari sudut pandang Allah, yang di atas. Setiap orang yang meyakini adanya Tuhan, pasti dapat melihat rasa sakit sebagai rancangan untuk mendewasakan bahkan membuat kita menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup. Ukuran perkembangan kebijaksanaan sangat bergantung pada kebiasaan dan kemampuan seseorang untuk memahami/ mengertikan apa yang sedang ia alami.

Memahami kesakitan yang diderita adalah awal dari mengenal diri sendiri. Menemukan solusi paling masuk akal (cerdas) dalam setiap masalah yang dihadapi butuh perjuangan & kerja keras. Kemampuan ini akan kita peroleh setelah dewasa. Persoalan demi persoalan melatih otak untuk mengambil keputusan terbaik. Mungkin diri ini juga pernah memilih solusi yang sesat/ salah sehingga menjadi pelajaran buat kedepannya. Saat kita merasakan langsung apa akibat dari pilihan yang dibuat maka itulah yang membuat diri ini lebih bijak.

Mengatasi rasa sakit tanpa cinta juga membuat kita kehilangan arah dan tujuan hidup, membenci pergaulan, menjauhi hidup yang bersosial dan menjadi sangat pendendam. Lebih memilih untuk mengurung diri dan hidup dalam keterasingan. Jika begini ceritanya, kita telah terseleksi secara sosial karena tidak menemukan sesuatu yang lebih berharga dan layak diperjuangkan dalam hidup. Ini membuat kita terlalu rapuh dan tidak dapat bertahan dari kerasnya badai kehidupan (masalah dan persoalan). Hati yang hampa membuat hidup tidak semangat, lesu, lelah dan loyo. Kita tersingkirkan oleh karena kekuatiran yang ada dalam hati.

Dewasa adalah mencicipi semua rasa yang ada. Maksudnya bukan rasa yang di kecap oleh indra (misalnya lidah) melainkan suasana hati saat menghadapi persoalan hidup yang pelik. Bukan hanya suka melainkan duka juga, bukan hanya tawa melainkan tangis juga, bukan hanya senang melainkan susah juga. Kesadaran setiap orang akan pentingnya rasa sakit membuat dia mampu menyesuaikan diri dengan itu. Kemampuan mengelola rasa di hati adalah tanda kedewasaan. Kemampuan memunculkan rasa bahagia di tengah pahitnya penderitaan adalah puncak dari kedewasaan yang membuat seseorang menjadi lebih bijak hari lepas hari.

Faktanya , Kita mau bahagia
Masalahnya , Kita tersakiti
Solusinya , Kita harus ikhlas dan menjadi dewasa

You May Also Like

0 komentar