Diberdayakan oleh Blogger.

They Know (Nothing)

by - Oktober 30, 2013


"Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari, dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri - Mary Mc Carthy"

Dear Miawers,
                      
           Sering kali kita melabel seseorang hanya karena sesuatu yang baru kita lihat, tanpa kita tahu apa yang terjadi sebelumnya. Dan kita menjadi fiksi kehidupan dia. Sering pula bersandiwara menjadi seorang super hero yang akan menolong orang-orang lemah.

Ya, dan saya terkadang saya muak melihat dan mendengar semua itu.....


"Kalau kamu wajar pasti masuk, kamu udah pintar tidak usah berusaha keras pasti berhasil ga seperti kami."

         Halo , pada hakikatnya semuanya itu sama. Setiap orang mempunyai bakatnya sendiri di suatu bidang. Dan semua pasti bisa asal berusaha yang sungguh-sungguh, tidak pantang menyerah, serta tetap berikhtiar. Saya pun juga begitu, berusaha dari 0 !!! Saya juga sudah merasakan bagaimana rasanya didiskriminasi hanya karena alasan yang tidak masuk akal. Saya juga sudah merasakan bagaimana berusaha berbulan-bulan bahkan hampir setahun hanya tuk lancar menguasai materi dan mempunyai sesuatu yang di dalam diri saya tidak ada bakat itu.
          Saya juga sudah merasakan bagaimana rasanya berjuang mati-matian ketika kebanyakan dari mereka meremehkan saya. Sakit, IYA ! Bagaimana rasanya begadang berhari-hari , berminggu-minggu sampai suara hampir habis hanya untuk lancar berbicara satu hari. Karena Saya sadar bukan Doraemon yang bisa menciptakan keajaiban. Semua orang juga begitu, tidak ada yang langsung bisa. Kuncinya USAHA MATI-MATIAN ! Bukan hanya diam sejenak, lalu menggerutu orang yang kalian pikir cuma santai aja langsung sukses. Kita sama-sama makan nasi, sama-sama menghirup oksigen. Saya bisa , kalian juga bisa. 
          Kenalilah kemampuan kalian itu dimana. Dari apa yang kalian sukai, bukan dari apa yang teman-teman kalian ikutan karena iseng atau asal ada teman yang ikut. Kalau mereka yang kalian ikutkan itu sukses lalu kalian tidak. Ada jaminan mereka tetap mau bersama kalian? Jangan pernah memaksakan sesuatu yang kalian tidak sukai hanya karena GENGSI. Sukses bukan karena GENGSI, tapi USAHA DAN IKHTIAR.



"Jadi anak tunggal itu enak, apa aja pasti dapat. Tinggal minta ga lama jadi."

        Sebenarnya, mau anak tunggal , anak pertama , anak kedua , anak bungsu , dan lain sebagainya sama aja kok. Kalian semua tetap anak dari orang tua kalian. Dan SADARLAH, tidak ada orang tua yang membenci anaknya. Mungkin ibu kita bawel dengan kelakuan kita, mungkin ayah kita keras dengan keputusan kita tapi tahukah kalian semua itu demi kebaikan kita? Mereka selalu menyebut nama kita dalam doanya. Mereka selalu bekerja keras hanya untuk menghidupi kita, memenuhi keegoisan kita.
            Ini bukan masalah anak tunggal apa tidak. Ini masalah waktu dan kondisi. Apakah kalian pernah menanyakan kepada orang tua kita dari mana uang untuk membeli HP itu? Motor itu? Mobil itu? Jalan-jalan kesana kemari? Apakah kalian tahu , ada kalanya mereka meminjam uang dimana-dimana? Menggadaikan cincin atau antingnya? Bahkan memakai tabungan mereka hanya tuk memenuhi nafsu kita yang tiada habisnya.
            Sedangkan apa yang kita lakukan? Kita hanya bisa MEMINTA dan MENGGERUTU? Kita hanya bisa IRI kepada "mereka" yang kalian sangka selalu bisa mendapatkan apa yang "mereka" mau dengan cepat. Tanpa kalian tahu "mereka" ada yang berusaha keras mencapai target demi keinginan mereka. Mereka ada yang menanbung dari jajan mereka hanya tuk membeli apa yang mereka mau. Dan kalian? Apa? Cuma bisa MENGGERUTU , lalu MERENGEK kepada orang tua? Tapi kalian sendiri tidak bisa membuat orang tua kalian bangga dengan kalian? MALU-MALUIN ! Berarti itu kalian lebih manja dari anak tunggal yang kalian duga.


"Kamu itu sempurna. Wajar banyak yang suka."

                Sempurna itu yang memiliki cuma Allah SWT. Saya, kamu, mereka, dan kalian semua cuma Manusia biasa. Nabi pun juga manusia. Ada kelebihan dan ada kekurangan. Yang ada cuma bagaimana mereka mengkondisikan diri mereka baik-baik saja di depan orang lain. Cuma mereka selalu berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin. Mereka cuma berperan sesuai passion mereka.
                  Jangan jadi orang yang cuma bisa mengomentari orang lain. Yang iri lalu pasrah ketika melihat ada yang lebih dan kemudian menyerah. Astaga, pengecut donk. Untuk masalah suka, tidak semata-mata karena paras, otak, atau materi. Ada juga karena attitude , kenyamanan , dan keunikan diri kita sendiri.
                Tak perlu jadi orang lain. Jadi diri sendiri aja lalu kau kan menemukan orang yang benar-benar bisa menyukaimu dari kelemahanmu, bukan kelebihanmu. Cuma suka yang bagus-bagus aja? Menjadi orang lain hanya tuk disukai? Maka bersiap-siaplah kamu bakal diTINGGAL ketika mereka tahu siapa sebenernya kamu. Kalau tulus, siapa pun kamu, seberengseknya kamu, pasti bakalan diperjuangkan. Dan kalau masih JOMBLO , ya udah jangan NGENES. PACARAN LAMA bukan JAMINAN bakaln SAMPE PELAMINAN. Mau JOMBLO atau PASANGAN, semuanya tergantung dari individu menjalaninya. Toh, selama ini kita ada karena ada KELUARGA dan TEMAN-TEMAN.


"Kok kamu dekat sama dia? Emang ga tahu dia gimana dulu? Hancur banget deh. Jangan deket-deket ntar nyesel."

                    Kalian pikir kalian siapa? TUHANkah? yang bisa-bisanya dengan mudah memandang sebelah mata orang lain. Ya Mungkin dia dulu bejatnya kebangetan, nakalnya minta ampun, nyebelinnya buat muntah. Dan itu DULU, sekarang kita ga tahu. Dan kalau mereka mau berubah, kenapa kita tidak menolong mereka menjadi lebih baik? Bukankah kita harus saling tolong menolong? Ini bukan masalah mau menjadi super hero, dalam berteman asalkan mereka hormat dan respect sama kita, kita bakalan melakukan hal yang sama? Tidak semua orang bisa saling menghargai.
                    Masa lalu bukanlah segalanya. Masa lalu adalah sejarah. Keburukan seseorang pasti ada alasannya, pasti ada latar belakangnya. Jika kalian memang "bijak" coba renungkan dalam hati kalian. Benarkah orang yang masa lalu nya kelam, ia bakalan terus kelam? Apakah kita yang menghina orang kelam itu lebih baik? Kita boleh berpendapat, tapi bukan MENGHAKIMI. 



Saya disini bukan bermaksud menggurui, melainkan pendapat tuk menampar diri saya sendiri. Mengingatkan saya sendiri tentang hal yang pernah saya sendiri lakukan tuk tidak dilakukan lagi. Maaf jika sampah ini mengganggu. Terima Kasih

By : Andi Meiria Kurnia Utami

You May Also Like

0 komentar