Diberdayakan oleh Blogger.

ASAL YANG PENTING DOKTER

by - April 29, 2014



Bagi siswa yang baru lulus SMA, menuju perguruan tinggi merupakan destinasi selanjutnya. Sadar atau tidak selalu menjadi prodi dengan peminat yang terfavorit dan terbanyak setiap tahunya adalah Fakultas Kedokteran. Fakultas kedokteran atau yang lebih dikenal dengan FK masih merupakan Fakultas yang mayoritas lulusan nya dianggap cerdas. Ya mengapa tidak? toh ketika mahasiswa FK lulus, mereka akan mengenakan snelli (jas dokter) dan dengan gagahnya mereka membawa stetoscope serta kehadirannya pun sangat dinantikan terutama oleh pasien-pasien yang menunggu jasanya. Selain itu gengsi dari seorang dokter itu juga dapat menaikan citra keluarga serta orang-orang yang ada bersamanya, sehingga terang saja, saat ini, mayoritas orang tua ingin anaknya menjadi dokter, ya walau terkadang tanpa melihat potensi dan minat anak sesungguhnya.


Tapi tahukah teman-teman peminat FK, bahwa di era yang semakin terbuka kini sudah sangat banyak dokter yang  bisa dibilang menganggur atau kerja dengan bayaran yang sangat minim (bahkan ada yang dibayar 5000 per jam), terus harus rela pergi ke daerah-daerah terpencil untuk menghindari persaingan kerja, atau bahkan malah banyak dokter yang sekarang beralih menjadi seorang pengusaha. Ya begitu lah faktanya teman-teman, dan kenapa ini bisa terjadi? well, tidak ada yang mustahil didunia ini :)


Yang pertama, menurut data Dikti, ada 72 FK di Indonesia. Namun, hanya 14 FK yang terakreditasi A, sisanya B dan > 40 FK terakreditasi C dari PTN maupun PTS yang ada. Hal ini merupakan salah satu tamparan bagi pendidikan di Indonesia terutama di Bidang Kesehatan. Bagaimana kualitas kesehatan masyarakat bisa baik, jika kualitas dokter belum dapat dikategorikan baik bahkan kompetensi dipertanyakan?


Kedua, Sebagai mana kita ketahui, Pendidikan dokter merupakan program studi yang masih menjadi favorit bagi orang tua calon mahasiswa baru. Berbagai cara ditempuh agar anaknya bisa masuk sekolah kedokteran unggulan, seperti FKUI, FK UGM, FK Unair, FK Unpad,  (4 fakultas kedokteran favorit tertinggi peminatnya setiap tahun). Universitas swasta pun juga jadi daftar perburuan cadangan (jika tidak lulus di negeri), seperti FK Trisakti (favorit Jakarta), FK Maranatha (favorit Bandung), FK UII (favorit Yogya), dan FK Unissula (favorit Jateng). Dan hal ini pun dilakukan dengan berbagai macam cara, bahkan terkadang dengan cara-cara yang tidak wajar seperti menggunakan jasa “orang dalam” atau bahkan memang menggunakan joki ketika ujian masuk FK tersebut, sehingga kemampuan anak yang terkadang tidak begitu baik ditambah lagi minat nya tidak sepenuh hati membuat nama-nama Fakultas kedokteran terkenal sepeti itu pun menjadi tercoreng dan bahkan menurunkan kualitas fakultas kedokteran tersebut.



Ketiga, dahulu Periode 1990-2000an sekolah kedokteran di Indonesia (sekitar 26 sekolah kedokteran) belum sebanyak tahun 2014 ini, yang jumlahnnya sebanyak 67 sekolah kedokteran (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_kedokteran).Tentu dengan semakin banyak nya sekolah kedokterann tersebut, membuat tingkat masuk sekolah tinggi kedokteran pun menjadi sangat mudah, bahkan di beberapa kampus swasta, masuk FK pun tanpa tes dan tidak memandang hal-hal yang bisa menghambat pendidikan si calon mahasiswa, ya sebut saja buta warna, kemampuan akademis tidak terlalu baik, atau juga bukan bidang bakat kemampuannya. Sekarang yang terpenting, ada “uang”, ada kursi “fakultas kedokteran”

Kempat, dengan total 67 kampus FK saat ini, berarti tiap tahunya, akan ada sekitar 13400 orang dokter baru (asumsi 200 x 67 kampus), dan ini sangat signifikan berbanding terbalik dengan dokter muda yang dibutuhkan oleh seluruh instansi kesehatan di Indonesia, bahkan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya banyak rumah sakit yang menolak dokter-dokter fresh graduate. Hingga untuk mengatasi hal tersebut, kini banyak dokter-dokter mudah yang belum berpengalaman harus hijrah ke daerah untuk mendapatkan pekerjaan.

Kelima, sistem perkuliahan di beberapa FK yang dinilai kurang komprehensif, bahkan ada beberapa kampus FK, yang bisa tamat kurang dari 5 tahun, yang tentu saja hal ini berbeda jauh dengan lulusan dokter belasan tahun yang lalu dimana setiap mahasiswa FK, untuk bisa lulus butuh waktu hingga 8-10 tahun. Selain itu sistem pendidikan yang dinilai mudah mendapat nilai A (karena ada remedial tanpa mengulang), serta bisa mendapat nilai dengan cara dibayar, membuat lulusan dokter kini pun semakin dipertanyakan, bahkan sejumlah media telah membuktikan hal tersebut, melalui banyak nya kasus mal praktek ternyata disebabkan oleh lulusan dokter yang kurang kompetensif. 

Dan yang terakhir, banyaknya jalur tes mandiri fakultas kedokteran ternama, membuat nama sekolah calon dokter tersebut identik dengan persaingan uang bukan otak. Ya sebut saja FK U* atau FK Un*ad atau FK U*M, yang saat ini dengan uang pangkal senilai 300 juta saja belum tentu diterima. Maka dari itu, dikarenakan persaingan besar-besaran uang kuliah ini inilah, membuat FK-FK yang dinilai dalam sejarah kedokteran indonesia telah berhasil melahirkan dokter-dokter berkualitas pun kini sudah semakin dianggap kurang kompetebel, bahkan bisa dibilang menjadikan lulusannya pun, kini sestandar lulusan sekolah FK swasta yang biasa-biasa saja. Ya walau reason yang terakhir ini, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan kampus terkait, sebab terkadang kebijakan-kebijakan pemerintah seperti BHP, BHMN dll seperti mengajurkan untuk kampus tersebut mencari dana operasional sendiri, namun setidaknya kampus tersebut juga lebih mengutamakan kemampuan anak dari pada sekedar materi


Demikian lah fakta terkait sekolah FK zaman sekarang, kesalahan pemahaman saat ini serta didukukung oleh ambisi yang tidak tepat tersebut kini tetap menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan dokter Indonesia saat ini. Dan hal ini, hendaknya menjadi renungan bagi adek-adek yang hendak melanjutkan ke sekolah calon dokter tersebut. Mulailah dengan memantapkan keyakinan, bahwa menjadi dokter adalah pekerjaan mulia untuk umat, terus mengamati dan menganalisis lebih jauh tentang sekolah FK-FK diindonesia, hingga memutuskan pilihaknke FK tersebut sehingga akan terbentuk sebuah komitmen untuk menjadi calon dokter yang komprehensif dan benar-benar dibutuhkan umat bukan ASAL YANG PENTING DOKTER !!!


Ps. Artikel ini bukan untuk merusak citra seorang dokter yang merupakan profesi yang mulia melainkan mengingatkan mereka bahwa GENGSI , JABATAN, UANG, BUKANLAH SEGALA-GALAnya apalagi pertanggung jawaban sangat berat dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

By Andi Meiria Kurnia Utami

You May Also Like

2 komentar

  1. Pengalaman saya saya mendaftar mulai snmptn sbmptn hingga mandiri alhasil alhamdulullah gak diterima...teman saya yang gak perlu berusaha gak perlu belajar malah diterima fk ..telusur penuh telusur ternyata masuk fk itu hanya perlu booking dosen minimal 100jt-500jt-1.5M yang adapaun jalan selain itu..ya membuat surat dari org dalam bupati

    BalasHapus